Minggu, 13 Mei 2012

MAHALNYA SEKOLAH DI “RSBI”

Masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah sampai saat ini masih “takut” menyekolahkan putra-putinya di rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), . “`Image` RSBI sebagai sekolah anak orang kaya susah dihilangkan, mungkin karena embel-embel internasionalnya itu,”
Meski dalam Penerimaan Peserta Didik,  seluruh RSBI diharuskan menyediakan kuota 20 persen bagi masyarakat miskin,  tetap saja tidak mampu membuat masyarakat miskin memercayai sepenuhnya kebijakan tersebut.
Ia menjelaskan implikasi penerapan standar internasional dalam pendidikan di RSBI memang membuat biaya pendidikan menjadi mahal, terutama untuk melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang standar internasional.
Tidak bisa membayangkan bagaimana sekolah dengan `cost` semahal itu lantas menggratiskan biaya sekolah bagi siswa miskin, meski kuotanya hanya dipatok 20 persen dari keseluruhan daya tampung sekolah itu.
Secara psikologis wajar jika masyarakat miskin masih “takut” dengan RSBI yang dicitrakan sekolah anak kaya dan memilih menyekolahkan anaknya di sekolah biasa, karena mereka pasti akan lebih memilih mengambil jalan “aman”.
Persoalan siswa miskin bersekolah di RSBI tak hanya selesai sebatas pada penggratisan biaya pendidikan, namun proses pembelajaran yang dihadapi, termasuk pergaulannya di sekolah tentu harus menjadi pertimbangan tersendiri.
“Contohnya seperti ini, `okelah` siswa miskin digratiskan biaya pendidikannya, namun apakah mereka siap dengan pergaulan anak kalangan atas di sekolah, melihat teman-temannya begitu mudah berganti telepon seluler dan sepatu,” katanya.
Kondisi semacam itu, kata dia, sering mengalir dengan sendirinya dalam proses interaksi, sekolah yang didominasi anak orang kaya pasti menciptakan iklim pergaulan tersendiri yang berbeda dengan kalangan masyarakat menengah bawah.
Anak yang secara psikologis tidak kuat pasti akan tertekan dan menimbulkan `gap` dalam pergaulan di lingkungan sekolah. Ini yang sering tidak disadari, karena itu perlu dipikirkan secara menyeluruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar